Telah cukuplah puisi

tak mudah memisahkanmu dengan puisi selalu saja ada kau dalam kata yang kutata pula setelah menjelma kalimat bahkan saat terikat dalam bait memuisiku adalah kau seperti awan yang kupungut jadi kapas pada kanvas makna lalu matahari jadi percik mula atas api mimpi namamu tetap melentera di tepian syair seperti wasit yang terus mencoba melerai kita dari kata cinta maka kupuisikan saja, bukankah tanpa dekap yang tetap hangat adalah senandung rubaiyat? bukankah tanpa genggam yang tetap menenggelam adalah ruam rima? maka kupuisikan saja! hingga rindu gigil tersedu, cukupkan saja kata tanya pun kusudahi tanpa harus berjawab telah cukuplah puisi.