歌詞
[intro]
[solo synth]
[solo drum]
[solo bass]
(Verse 1)
Di balik tirai malam yang hening,
Ku tatap wajah-wajah, seratus cinta yang pernah hadir,
Namun kini tiba waktunya, perpisahan yang tak terduga,
Seratus istri, seratus kisah, kini harus ku ucapkan selamat tinggal.
(Pre-Chorus)
Terhenti detik, terlalu banyak,
Ratusan kisah, dalam satu perpisahan,
Tak sanggup kutahan, isak tangis pilu,
Namun inilah saatnya, kita harus berpisah.
(Chorus)
Perpisahan ini seperti melodi yang bergetar,
Di dalam relung hatiku, terdengar sedih dan sendu,
Seratus istri, seratus kisah, kini berakhir di sini,
Namun kenangan indah, tetaplah abadi di dalam jiwa.
(Instrumental)
(Verse 2)
Berkumpul bersama, dalam cinta yang pernah mengalir,
Tiap langkah, tiap tawa, kini jadi kenangan yang pergi,
Namun biarlah waktu membawa perubahan,
Kita hadapi perpisahan dengan penuh keberanian.
(Pre-Chorus)
Terhenti detik, terlalu banyak,
Ratusan kisah, dalam satu perpisahan,
Tak sanggup kutahan, isak tangis pilu,
Namun inilah saatnya, kita harus berpisah.
(Chorus)
Perpisahan ini seperti melodi yang bergetar,
Di dalam relung hatiku, terdengar sedih dan sendu,
Seratus istri, seratus kisah, kini berakhir di sini,
Namun kenangan indah, tetaplah abadi di dalam jiwa.
(Instrumental)
(Bridge)
Biarkan cerita kita tercipta dalam waktu,
Dalam lembaran kenangan, yang takkan pudar,
Meski berpisah, meski tak lagi bersama,
Seratus istri, seratus cinta, akan selalu kutingat.
(Chorus)
Perpisahan ini seperti melodi yang bergetar,
Di dalam relung hatiku, terdengar sedih dan sendu,
Seratus istri, seratus kisah, kini berakhir di sini,
Namun kenangan indah, tetaplah abadi di dalam jiwa.
(Instrumental)
(Chorus)
Perpisahan ini seperti melodi yang bergetar,
Di dalam relung hatiku, terdengar sedih dan sendu,
Seratus istri, seratus kisah, kini berakhir di sini,
Namun kenangan indah, tetaplah abadi di dalam jiwa.
(Instrumental)
[outro]